SULUT, Edisisatu.com, – Sejumlah media online mainstream di Sulut tengah ramai memberitakan posisi Elly Engelbert Lasut untuk maju di bursa calon gubernur Sulawesi Utara. Diberitakan, E2L sapaan pria tersebut, ditengarai dikucilkan oleh sejumlah partai pendukung Prabowo Subianto.
Diketahui, Partai Demokrat merupakan salah satu partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang getol memenangkan Prabowo – Gibran dalam pertarungan pilpres 2024.
E2L adalah ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Utara sejak dilantik pada April 2022 lalu.
Namun kabar yang beredar, pada masa kampanye pilpres lalu, E2L jarang terlihat mendampingi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kala menyambangi bumi nyiur melambai lalu.
Yang santer terdengar, saat kedatangan Prabowo Subianto dan Gibran Raka waktu lalu, yang nampak terlihat hanyalah anaknya E2L yaitu, Hillary Brigita Lasut (HBL).
Dalam postingan di kanal Lambe Kawanua, mengenai “sejumlah partai politik diduga sepakat untuk mengucilkan Elly Lasut”.
Bahkan, Ketua DPD Partai Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu mengomentari postingan itu.
CEP panggilan Paruntu, menyatakan keberatan dengan postingan di Lambe Kawanua itu. CEP bahkan menilai ada playing victim saat postingan itu di muat.
“Playing victim mulai di mainkan,” ucap CEP dalam komentar postingan yang diterbitkan pada tanggal 30 Maret 2024 itu.
Ketua DPD Partai Gerindra Sulut pun turut berkomentar. Dirinya menilai, informasi yang beredar mengenai partai Demokrat terzolimi oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo – Gibran.
“Tolong media jangan menulis bahwa Partai Demokrat Sulut dizalimi. Itu tidak benar. Justru mereka yang meninggalkan kami, anggap enteng pa Torang,” tegas Conny Sabtu, ( 6/4/2024) yang dilansir oleh BeritaManado. Com.
Menurut Rumondor, justru yang terjadi sebaliknya. Rumondor menilai, Partai Demokrat justru yang memutar balikkan fakta dan mengaku dizalimi.
“Saat pemilihan ketua TKD lalu, ibu Christiany Eugenia Paruntu dua suara, Elly Lasut 1 suara, saya 5 suara.setelah pemilihan, kami video call dengan Elly Lasut, dan dia bilang, menyesuaikan dengan keputusan rapat. Dua hari kemudian mereka menggelar rapat gelap di Luwansa, dan yang saya tahu pimpin rapat itu Hillary Lasut bukan Elly Lasut. Kemudian buat berita acara dan dalam berita acara disebut rapat ini di hadiri oleh Elly Lasut, padahal tidak ada. Kemudian berita acara itu di kirim ke TKN, dan TKN kirim ke saya. Kemudian, solusinya adalah nanti ketua TKN yang memutuskan siapa ketua TKD, kemudian diputuskan, saya ketua TKD. Nah dari situ, besoknya pak Elly Lasut keluar dari grup,” jelas Conny.
Beragam komentar netizen pun menanggapi postingan tersebut. Beberapa netizen menilai, telah terjadi perpecahan dalam KIM daerah Sulut.
Tokoh masyarakat Teling, Tony Roringpandey mengatakan harusnya KIM bersatu untuk melakukan loby politik.
“Seharusnya para mantan kepala daerah yang juga ketua partai itu bersatu, bukan terpecah. Terlihat para ketua partai daerah ini hanya saling saling menyerang. Terkesan tidak elok di mata masyarakat,” ujar Roringpandey, Minggu (07/04/2024).
Lain halnya dengan Clif Tumatenden, warga Mapanget yang mengusulkan agar partai Demokrat berjalan sendiri untuk memenangkan E2L sebagai gubernur Sulawesi Utara.
“Ibu dewan HBL telah menyerukan untuk berkoalisi dengan rakyat untuk memenangkan E2L sebagai gubernur Sulut. Ibu HBL telah bergerak untuk mengumpulkan KTP masyarakat demi mendapatkan syarat untuk maju sebagai independen. Itu baru petarung namanya,” tukas Tumatenden. (*)