MANADO, Edisisatu.com, – Polemik terkait Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita di Kepulauan Talaud terendah di Sulut akhirnya jadi sorotan publik.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita, Kabupaten Talaud berada di posisi paling terendah di Sulawesi Utara.
Terbilang Kepulauan Talaud paling terendah PDRB di Sulut, ternyata disebabkan uang APBD yang sering keluar dari daerah sehingga mengakibatkan putaran ekonomi di Talaud tidak stabil.
Parahnya lagi, diduga disebabkan ulah beberapa Staf Khusus Bupati Talaud yang tinggal dan beraktivitas di Manado (bukan warga Talaud).
Astrid Kumentas Staf Khusus Walikota Manado menyebut, saat ini dari data yang diterima ada beberapa Staf Khusus Bupati Talaud yang tidak tinggal di Talaud. Salah satunya seperti Jimi Tindi yang kesehariannya beraktifitas di Kota Manado dan ikut menjadi Caleg di Kota Manado bukan di Talaud.
“Dorang itu staf khusus Bupati Talaud yang membantu PDRB Manado tinggi karena mendapat gaji dari APBD Talaud namun beraktifitas serta memenuhi kebutuhan keluarga yang dibelanjakan di Manado, mungkin kalo dorang belanja di Talaud pasti PDRB nya akan bertambah dan tidak akan jadi terendah di Sulut,” kata Astrid.
Lanjut dikatakan mantan Noni Sulut ini, kenapa PDRB Manado tinggi hal itu dikarenakan Manado sebagai ibukota provinsi memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat terutama dalam hal perekonomian.
Dan itu terbukti, dimana berbagai kebijakan strategis yang dilakukan oleh pemerintahan AARS terbukti membawa perekonomian di kota Manado semakin tumbuh, terbukti dengan capaian PDRB yang bahkan melampaui angka PDRB Provinsi Sulawesi Utara.
“Dalam hal optimalisasi PAD, Walikota selalu mengingatkan dan memastikan bahwa uang APBD atau dana publik harus semaksimal mungkin berputar di dalam daerah agar roda perekonomian di Kota Manado terus bergerak. Di sisi lain, Pemerintah Kota juga turut mengimbangi tingginya aktivitas perekonomian ini dengan rutin mengadakan Job Fair yang memfasilitasi puluhan perusahaan dengan seribu lebih lowongan pekerjaan untuk mengantisipasi ketersediaan sumberdaya manusia yang kompetitif dalam menunjang roda perekonomian,” ujarnya.
Daya tarik dalam sektor perekonomian juga disebut Astrid, menjadikan Manado sebagai magnet bagi masyarakat dari luar daerah untuk beraktivitas, termasuk Staf Khusus Bupati Talaud, JT, yang beberapa waktu lalu sempat keberatan atas data dan fakta yang disampaikan Walikota Manado, yang dalam kesehariannya lebih memilih beraktivitas di Manado bukan di Talaud. “Ini contoh kecil bahwa uang APBD terbang keluar daerah, tidak berputar di dalam daerah, beliau itu tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan,” sorot Astrid.
(*)