MANADO, Edisisatu.com, – Tindakan salah satu Staf Khusus Bupati Talaud yang menurut informasi telah melaporkan Walikota Manado Andrei Angouw ke Kepolisian, dengan isi laporan telah melakukan pembohongan publik serta penghinaan pada warga Talaud, dimana Angouw menyampaikan data BPS dengan menyebut Talaud sebagai daerah PDRB terendah di Sulut, makanya badut badut tidak mungkin beraktifitas di Talaud karena rendahnya PDRB daerah tersebut.
Terkait laporan tersebut ke Kepolisian, Staf Khusus Walikota Manado Bidang Hukum Steiven Zeekeon SH, memberikan pendapat hukumnya.
“Isi surat laporan ke Kepolisian yang beredar di medsos yang ditulis JT, kami meminta agar yang bersangkutan melakukan klarifikasi kalimat menyatakan bahwa Walikota Manado melakukan pembohongan publik karena apa yang disampaikan Walikota sudah berdasarkan data yang akurat,” tegas Zeekeon.
Dikatakan dia, apa yang dilakukan JT adalah suatu hal dalam upaya mencari sensasi saja, sehingga dirinya meminta yang bersangkutan untuk menarik kata kata yang disampaikan kepada Walikota Manado sebagaimana dalam isi laporan.
Pengacara senior di Manado ini merujuk pada Pasal 207 KUH Pidana yang berbunyi barang siapa dengan sengaja di muka umum dengan lisan atau tulisan menghina suatu penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan.
“Kami minta JT melakukan klarifikasi atas isi laporannya, jika tidak kami akan melaporkan balik yang bersangkutan dengan isi laporan penghinaan pada Walikota Manado,” paparnya.
Terpisah, penggiat masalah sosial di Sulawesi Utara Felix Palenewen, juga ikut memberi pernyataan. Kata dia,
Walikota Manado Andrei Angouw jelas berbicara tentang point penting ukuran keberhasilan pembangunan yaitu dilihat dari peningkatan PDRB per kapita kota Manado yang berada pada angka 96 juta pada 2022 dan menjadi tertinggi dari semua Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara.
“Dari pernyataan Walikota Manado tidak ada kalimat tendensius ataupun indikasi penghinaan terhadap kabupaten/kota lain, yang dimaksud Walikota Manado menyebut nama Talaud memberi pengertian bahwa banyak orang yang mau bekerja di Sulawesi Utara memilih kota Manado karena selain ibukota daerah juga tingkat keramaian dan aktivitas ekonomi di Manado berbeda dengan Kab. Talaud,” paparnya.
Hal ini kata dia, adalah fakta dan bukanlah penghinaan seperti yang dituduhkan tapi memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa torang pe Manado ini adalah salah satu kota yang memiliki daya tarik menjanjikan untuk berusaha. Dan hal ini terbukti dengan banyaknya warga luar daerah yang datang ke Manado untuk mengadu nasib.
“Anda tau tidak ukuran keberhasilan sebuah daerah seperti apa?? makanya brur Jimmy Tindi, pande pande kwa jadi Staf Khusus, harus banyak belajar lagi dan tambah babaca supaya ada referensi agar pande, tidak ada pembohongan publik, mo pembohongan publik bagimana, memang Manado punya data paling tinggi terkait PDRB pernah kapita, deng coba tanya orang lebe suka berusaha dimana, Manado atau Talaud? Pasti orang bilang Manado karena memang Manado maju deng sejahtera deng rame, sedangkan brur Jimmy tinggal di Manado kiapa nda tinggal di Talaud? tapi bukan berarti daerah lain tidak bisa maju, silahkan pemimpin nya berkarya dan membangun,” katanya.
Mantan presenter dan reporter Liputan 6 SCTV ini menyebut, BPS mencatat Indeks Pembangunan Manusia kota Manado 2021 pada angka 79 dan Talaud 69, sedangkan persentase penduduk miskin Manado 2021 pada 6 persen dan Talaud 9 persen, jelas ini beda dan fakta pembangunan.
“Janganlah mencari cari kesalahan dan manuver murahan bung Jimmy, bangunlah ngana pe daerah supaya semakin maju trus, mar qta ragu ley kwa, kage bung Jimmy ini nda ada kontribusi di kampung, Kong cari panggung dengan cara murahan bagini,” sindir Felix, via pernyataan WhatsApp yang dikirim ke wartawan.
(*/Opies)